Kelicikan-Kelicikan Prabu Kresna


Prabu Kresna versi Wayang Kulit Jawa

Dalam dunia pewayangan, nama Prabu Kresna atau Batara Kresna, atau Raden Narayana, atau Raden Padmanaba, atau Raden Danardana, atau Raden Harimurti, atau Prabu Wisnumurti sangatlah dikenal. Ia terkenal sebagai tokoh yang baik, berbudi luhur, cerdas, cerdik, dan maha sakti. Tokoh ini juga sangat terkenal karena keberpihakannya pada Pandawa, keluarga tokoh-tokoh pewayangan yang menyimbolkan kebaikan, dalam berperang di Kurusetra melawan pihak Kurawa yang melambangkan kejahatan dan angkara murka. Kebijaksanaan Prabu Kresna bahkan dikenal sebagai salah satu ajaran agama Hindu, yaitu percakapan Prabu Kresna sebagai sais kereta perang dengan Arjuna dalam kitab Bhagavad Gita.

Prabu Kresna yang pada masa kecilnya bernama Raden Narayana adalah seorang raja sebuah kerajaan besar bernama Dwarawati. Ia adalah putra Prabu Basudewa raja negara Mandura. Prabu Kresna sebenarnya adalah titisan dewa Wisnu, itu sebabnya ia begitu sakti mandraguna dan bijaksana. Banyak sekali yang dapat diceritakan mengenai Prabu Kresna ini, hanya saja begitu panjang dan berliku bila saya kali ini membahas cerita mengenai tokoh ini saja. Dalam catatan kali ini saya hanya ingin mencoba berpikir dan menganalisis secara dekonstruktif mengenai tokoh ini. Selama ini dalam dunia pewayangan ataupun pemikiran masyarakat jawa pada umumnya, Kresna adalah tokoh yang baik, berwibawa dan berwatak ksatria karena memihak Pandawa dan mewejangi Pandawa dengan petuah-petuah bijak serta merupakan ahli strategi perang Pandawa. Padahal, sebenarnya menurut saya, Kresna tak ubahnya tokoh dalam pewayangan yang licik, kadang-kadang pengecut meskipun memang ia cerdas, jahat, dan tidak berwatak ksatria. Sebelumnya saya mohon maaf yang sangat bila banyak dari pembaca merasa keberatan dengan analis saya ini. Tentu saja sebagai ‘wayang lover’ saya setuju dengan pakem wayang yang telah ada sebelumnya, saya pun tidak keberatan memandang Kresna sebagai tokoh baik seperti yang selama ini dikenal. Saya hanya ingin mencoba melihat (dan mencoba mempertanyakan) nilai moral, cerita, dan anggapan yg telah dipercayai selama ini dengan cara yang berbeda, yaitu dengan cara pandang dekontruksi, dimana apa yang telah disetujui oleh khalayak dan masyarakat umum belum tentu seperti apa adanya. Analisis saya bersifat terbuka dan post-strukturalis, yaitu bahwa sebuah angapan atau ideologi bahkan cerita merupakan struktur berserak yang terbuka atas sgala macam interpretasi yang dikuatkan dengan bukti-bukti.

Karena begitu singkat, saya hanya akan membuat daftar kelicikan Kresna secara sederhana.

  1. Secara fisik (saya berpikir secara semiotis kali ini, yaitu bermain lambang dan simbol), meskipun Kresna memang terkenal tampan, tapi ia berkulit hitam legam, ceking/kurus/cungkring, tidak begitu tinggi apalagi gagah dalam artian ksatria atau tokoh jagoan lain. Ketika berbicara selalu dengan nada yang tinggi seperti perempuan dan selalu dengan cepat. Ini memandakan bahwa ia cerewet, kenes. Meskipun dalam pandangan lain orang akan dapat menerjemahkannya sebagai karakter yang cerdas dan talkative.
  2. Perang Kurusetra, perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yg menjadi inti masalah perang Bharatayudha dan banyak mengorbankan jiwa para prajurit bahkan orang-orang tak bersalah itu adalah prakarsa Kresna. Pada saat perundingan kedua belah pihak, Kresna merasa tersinggung karena pihak Kurawa (dalam hal ini Duryudana dan antek-anteknya) tidak menghormatinya sebagai duta perdamaian Pandawa dengan mempersiapkan pasukan di luar istana secara diam-diam untuk menyerang rombongan Pandawa. Akhirnya ia menitikrama atau berubah wujud menjadi raksasa dan mengamuk di kerajaan Hastina, padahal masih banyak tokoh Kurawa yang masih membuka kesempatan berdialog seperti Resi Bhisma, Prabu Salya, bahkan Karna dan Pandita Durna. Sebagai sorang titisan dewa, tak pantas rasanya bila Kresna khilangan kesabaran dan mengamuk sedemikian rupa. Ialah yang kemudian memutuskn untuk berperang dengan Kurawa, dan meyakinkan segenap kluarga Pandawa, terutama Arjuna untuk berperang dan membunuh siapa saja yang menghalanginya. Padahal Arjuna mash ragu dan meminta pertimbangan ulang serta memilih untuk mengalah daripada berperang dengan saudara sendiri untuk memperebutkan kerajaan (percakapan untuk meyakinkan Arjuna inilah yang terangkum dalam kitab Bhagavad Gita. Sekali lagi maaf, ini tidak dimaksudkan untuk mengkritisi ajaran tertentu, hanya sebatas analisis karya seni dan sastra).
  3. Kresna dan semua pihak baik Pandawa maupun Kurawa sadar bahwa Kresna tak terkalahkan karena ia adalah titisan dewa Wisnu, oleh sebab itu Kresna dengan bijaknya bersumpah tidak akan turun perang, namun hanya menjadi sais kereta perang Arjuna. Padahal mulai dari sinilah ia yg mengatur strategi perang dan menggunakan segenap kelicikan yang ia punya.
  4. Sebelum perang di lapangan Kurusetra, Kresna menyingkirkan orang-orang yang dianggap terlalu kuat dan takut akan berpihak kepada Kurawa. Korban-korbannya adalah:
    1. Antasena dan Antareja: putra-putra Bima/Werkudara. Mereka dianggap terlalu kuat bila ikut dalam perang, oleh sebab itu mereka dibujuk dengan pertimbangan filosofis dan sebagainya agar bunuh diri. Keduanya termakan bujukan ini. Kedua ksatria itu merasa bahwa mereka berkorban demi Pandawa dan dunia, agar dalam pertempuran tidak membunuh banyak korban jiwa dan menghancurkan dunia karena kesaktian mereka.
    2. Bambang Irawan: putra Arjuna yang tidak diketahui dari istri yg mana (maklum Arjuna kan playboy, anak-anaknya tersebar dimana-mana dari ratusan istri dan selir). Ketika mengetahui perang Bharata, ia ingin membantu ayahnya (yang belum pernah ditemui). Tapi ia tewas mengenaskan, diserang Kala Srenggi, raksasa yg menyangka ia adalah Arjuna (karena memang ia sangat mirip dengan ayahnya), yang dulu membunuh ayah Kala Srenggi. Keduanya tewas ditempat, bahkan sebelum sampai di Tegal Kurusetra.
    3. Kelicikan-kelicikan yang tidak bersifat ksatria Kresna. Tidak semua tokoh-tokoh Kurawa jahat, malah sebaliknya, banyak dari mereka yang bijaksana lagi sakti, hanya saja mereka berkorban untuk membela negaranya. Nah, karena kesaktian mereka inilah Kresna melancarkan serangkaian strategi yg tak jarang begitu licik. Tokoh-tokoh itu adalah:
      1. Prabu Salya: hatinya sebenarnya cenderung memilih Pandawa, namun apa mau dikata, Kurawa adalah tempat dimana ia hidup dan mengabdi. Karena Salya begitu kuat, banyak ksatria Pandawa yang tewas. Dengan liciknya ia mengutus saudara kembar Nakula dan Sadewa, bungsu Pandawa untuk menghadap Salya untuk memohon agar Salya sudi mengakhiri perang, bila perlu membunuh mereka berdua. Salya begitu sayang kepada si kembar karena mereka terlihat ‘innocent’. Akhirnya, Salya mengungkapkan kelemahannya kepada si kembar, bahwa ia hanya dapat mati bila dibunuh oleh ksatria berdarah putih, dan ia adalah Yudistira/Puntadewa, anak tertua Pandawa. Esoknya, Salya terbunuh oleh panah Puntadewa. Padahal Puntadewa adalah orang paling jujur, baik dan naif di dunia, yg bahkan tak sanggup membunuh semut skalipun (karna saking baiknya orang jawa sering menjelaskan bahwa bahkan bila istrinya diminta orang lain, Puntadewa akan memberikannya!), namun Kresna berhasil meyakinkan Puntadewa untuk membunuh Salya.
      2. Raden Karna: ia sangat dikenal dalam pewayangan dan dihati orang jawa pada umumnya sebagai pahlawan yang meskipun tahu bahwa negara yang ia bela mewakili kejahatan, tapi sebagai bentuk bakti pada negeri yang ia cinta ia rela mati tanpa mempertanyakan prilaku negerinya. Karna sbnarnya adalah ‘anak haram’ Pandawa, dibuang karna dilahirkan oleh Kunti dengan malu, sebab lahir dari telinga dan pada saat Kunti belum menikah. Hanya saja Karna sakti, karna ayahnya adalah Dewa Surya (matahari). Lawan tandingnya di Kurusetra adalah Arjuna. Kedua saudara ini memiliki wajah mirip, sama-sama tampan dan sama-sama sakti terutama sangat mahir memanah. Sebenarnya Arjuna sudah kalah, tapi panah Karna meleset, hanya mengenai mahkota. Ini disebabkan Salya, yang menjadi sais kereta perang Karna sengaja menggoyahkan kereta agar panah meleset. Ini dikarenakan Kresna meyakinkan pihak Kurawa agar menggunakan Salya sebagai sais, dan Kresna tahu bahwa Salya pasti berpihak pada Pandawa. Karena siasat ini, Arjuna pun akhirnya menang dan berhasil membunuh Raden Karna.
      3. Duryudana: Memang pokok permasalahan dalam prang Bharata ini adalah Raden Duryudana, anak tertua dari saudara-saudara Kurawa yang berjumlah seratus orang (ya, seratus orang!!) yang begitu keras kepala, namun juga teguh dan sakti. Pada saat perang Bharata usai dan Kurawa dikalahkan, Duryudana tidak mau menyerah. Ia akhirnya duel dengan Bima yang memang memiliki perawakan yang serupa, tinggi besar, gagah, tampan, dan sama-sama sakti. Selayaknya duel ksatria, pertandingan ini haruslah jujur, sportif dan ksatria. Duel berjalan seimbang, kedua belah pihak sama-sama sakti. Tapi dengan licik Kresna memberikan isyarat pada Bima dengan menepuk pahanya sendiri, menunjukkan kelemahan Duryudana. Akhirnya Bima tahu bahwa kelemahan Duryudana terletak di paha, akibatya Duryudana kalah dan tewas, secara tidak adil. Bukan itu saja, Kresna membiarkan Bima mencincang Duryudana yang sudah tewas, meski ini sudah dicegah oleh pihak Pandawa dan kakak Kresna sendiri, Baladewa. Tindakan Bima bukan tindakan ksatria, karna menghajar habis-habisan ksatria tanding yang sudah mati, tapi Kresna berkilah bahwa ini memang pantas bagi orang semacam Duryudana.
      4. Bukan itu saja, Kresna juga mengorbankan banyak tokoh baik dari sanak keluarga Pandawa demi kemenangan Pandawa:
        1. Raden Abimanyu: putra kesayangan Arjuna, mati mengenaskan dengan tubuh ‘tatu arang kranjang (hancur penuh luka)’ karena dihajar dengan ratusan anak panah, luka cabikan, sayatan, tusukan oleh senjata para Kurawa. Dikeroyok dengan pengecut. Ini dikarenakan ia melanggar perintah ayahnya, Arjuna untuk maju perang ketika ayahnya sedang berperang. Jadi seharusnya Abimanyu maju berperang ketika didampingi ayahnya. Tapi Abimanyu melanggar perintah itu, tebak karena apa … karena perintah Kresna. Kresna bersikeras bahwa Abimanyu harus maju perang meski ayahnya tidak disisi. Akibatnya, Abimanyu tewas dengan badan hancur berantakan.
        2. Raden Gatotkaca, putra sakti Bima yang sangat terkenal di dunia pewayangan dan cerita nasional karena kesaktiannya yang luar biasa. Ia juga adalah sepupu juga sahabat baik Abimanyu. Ia juga tewas dengan mengenaskan seperti Abimanyu oleh Karna, terkena panah/keris Kyai Wijayandanu. Sebenarnya Gatotkaca tak terkalahkan. Ia memiliki otot kawat, dan tulang besi. Dapat terbang dengan kecepatan halilintar, tak mempan pada senjata apapun, dari seluruh tubuhnya (bahkan dari mata!!) dapat mengeluarkan ratusan anak panah. Ciri khasnya adalah darah dingin tak kenal ampun, terbang sambil memutuskan kepala lawan dari tubuhnya! Satu kelemahannya adalah panah/keris pusaka milik Karna. Pada saat Gatotkaca lahir, tali pusarnya hanya dapat dipotong oleh pusaka itu. Tapi ketika memotong, sarung pusaka tersebut tersedot masuk kedalam perut Gatotkaca. Pada perang Bharata, pusaka yang dilepaskan Karna mengejar Gatotkaca karena sarungnya ada di dalam tubuhnya. Gatotkaca mati terpanah di awan dan tewas. Ini karena Prabu Kresna memintanya berperang, padahal tahu bahwa saat ini Kurawa dipimpin Karna sebagai panglima perangnya. Ia sengaja mengorbankan Gatotkaca utk menghabisi pasukan Kurawa sebanyak-banyaknya sebelum Arjuna maju perang untuk membunuh Karna. Selain itu, Kresna tahu benar bahwa Karna pasti akan mengeluarkan senjata pamungkasnya, Kyai Wijayandanu karena memang Gatotkaca adalah lawan yang terlalu tangguh bagi Kurawa. Coba pikir, kenapa tidak Arjuna yang disuruh maju duluan sebagai lawan tanding seimbang Karna tanpa perlu mengorbankan Gatotkaca? Tentu karena kemungkinan kalah Karna lebih besar bila senjatan pamungkasnya yang hanya dapat dipakai sekali telah dilepaskan dan tak dapat digunakan lagi.

Nah, sebenarnya masih setumpuk lagi kelicikan-kelicikan Kresna yg menurut saya menyalahi kode etik ksatria serta berkebalikan dan bertentangan dengan pandangan masyarakat yang telah terbentuk atau tercipta sebelumnya, mungkin pembaca sendiri dapat menambahkan, tentu saja bila memiliki pandangan dan analisis yang sama dengan saya. Tentu saja catatan ini tidak bermaksud sama sekali untuk menyerang, membantah apalagi menolak pandngan masyakat (terutama masyarakat jawa) yang sudah ada, ini hanya pandangan kritis, analisis yang ditujukan untuk menikmati cerita warisan budaya adiluhung bangsa dan melihatnya dari sisi yang berbeda. Saya berharap anda smua menikmati dan memberikan masukan dan kritikan (bila ada tentunya). Saya bersedia membahas lebih mendetail dan mendalam …

Prabu Kresna versi wayang golek Sunda

nikodemus ‘bharoto’ yudho sulistyo

Sumber:

–          Wayang Kulit Gaya Yogyakarta oleh Sunarto dan Sagio

–          Ringkasan Pengetahuan Wayang oleh P. Dwijo Carita

–          Mengenal Wayang Kulit Purwo oleh Soekatno, BA.

–          Narasoma, Antasena Antareja, Kebaikan-Kebaikan Kurawa oleh Pitoyo Amrih

–          Bharatayudha oleh Dr. Purwadi M. Hum

–          Mahabarata oleh C. Rajagopalachari

–          Dari pagelaran wayang maupun yang saya dengar di Radio yang saya dengar paling tidak seminggu 4 kali.

–          Dari pagelaran wayang kulit/golek yang saya tonton di Televisi paling tidak dua minggu 1-2 kali.

–          Dari cerita papa, kakek, om, teman yang saya dengar selama hidup.

109 thoughts on “Kelicikan-Kelicikan Prabu Kresna

  1. maaf, mau tanya. diatas dikatakan bahwa Prabu Kresna pernah perang melawan Pandhawa. itu dalam lakon apa?

      1. Klo buta sejarah jgn nulis
        Judul yg ente tulis rasis tendensi rasa hati busuk
        Klo gibah sesama kena dosa apalagi kreshna (Tuhan sang pencipta) meski versi Hindu
        Judul anda seperti isis radikal
        Kami mendapat wawasan ttg penulis sangat rasis dan jahat
        Tolong belajar bahasa de Klo mo bikin blog
        Merusak tatanan saja

    1. Menurut saya itu bukan kelicikan, tapi tugas mulia yang diberikan dewa agar ia menjadi pemomong KEBEBARAN. Justru dialah yang meluruskan bahwa bagaimanapun kejahatan akan kalah dengan kebaikan.

  2. Memang kresna Bisa dikatakan Licik,tetapi dari beberapa kasus,para satria pandawa maupun kurawa tewas karena mereka punya hutang yang harus di lunasi,contoh Gatot kaca yang harus mati,karena punya hutang nyawa dengan pamannya (maaf lupa nama pamannya),pamannya mau masuk surga asal bersama dengan gatot kaca, Raden Karno dia di kutuk oleh salah satu bagawan karena dia menipu untuk mendapatkan ilmu dari sang begawan………………………..dan mungkin masih banyak lagi sebagai contoh……tapi saya suka ulasan anda memang kresna licik karena dia sudah tau……..apa yang akan terjadi…………………….sehingga dia dapat memanfaatkan penggetahuan dia.

    1. yup..saya juga pada dasarnya setuju bahwa Kresna adalah karakter yang sangat penting, bijaksana, terutama karena memang sangat diperlukan oleh pandawa serta membawa nilai-nilai moral yang tinggi. tulisan kali ini sebenarnya merupakan pertanyaan pribadi saya dari dulu, kemudian saya mencoba menjawabnya sendiri dengan mendekontruksinya…..ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau jawaban alternatif, sehingga pemahaman tentang wayang pada umumnya dan kresna pada awalnya menjadi lebih terbuka..saya juga tidak bermaksud menentang atau kontra terhadapa Kresna, yah..sekali lagi ini hanya analisis nagi pertanyaan saya sendiri mengenai kebijakan kresna..

      namun, terimakasih mas Wahyono karena memberikan informasi mengenai gatot kaca dan karna. semakin membuka wawasan saya…kadang licik dan cerdas beda tipis..hahaha

      1. saya sebagian besar sangat setuju mungkin apa yang dikatakan dalam cerita diatas….? tapi perlu diketahui…
        1.Pada saat kresna tiwikrama..(marah) jd reksasa itu setelah perundingan perdamaian….bukan sebelum,….? pada wkt didalam duryudono bersedia membagi negara astina,. dan semua sesepuh setuju….ttp stlh kresna keluar..malah kresna mau dibunuh…dgn pasukan liar..? naah..itu kl sy pikir secara temologi kresna gak salah….karena dia duta tidak diindungi malah mau dilucuti…?
        2. Pada saat perang bharatayuda,…kresna sudah tahu dgn membuka kitab JITABSARA….yg intinya…siapa musuh siapa…? jd kl ada antasena/antareja…di kibulin bhs kita….itu krn pertimbangan…safety…? sebab apa :
        a. dia tidak ada tandingannya /lawannya….? bilamana di biarkan…dia dgn upas nya yg sangat sakti..sekali jilat….> akan bisa memakan korban bukan di pihak lawan saja tap di pihak pandawa jg akan kena damaknya
        b.kekuatan sesepuh2…korawa yg sakti (Resi Bisma, Prabu Salya) itu bukan licik tapi sd tahu takdirnya….dia akan dimusuh kan siapa…? atau kita bilang apes nya sama siapa….dan mereka jg tahu saat itulah takdirnya….?
        Mungkin itu saja masukan diskusi kita tentang dunia pewayangan…? BRAVO untuk pecinta pewayangan

      2. Pada dasarnya saya paham bahwa wayang menunjukkan beragam hal baik buruk dan sudah ‘niscaya’. Hanya saja,analisis ini memang bersifat dekonstruksif sehingga bisa digoyang-goyang sesuai argumentasi yang pas. Misalnya masalah Salya licik atau tidak sangat memiliki argumentasi di banyak sisi. Tergantung dari mana kita mau melihat. Tapi saya suka cara anda melihat dan informasi yang anda berikan. Salam pecinta wayang.

      3. Anda ini goblok tapi nulis
        Krishna kini tlah bereinkarnasi bisa menjawab dirimu yg pekok sejarah
        Tulisan mu tendensi kebencian
        Padahal imam mahdi itu Srikrishna yg hadir

  3. Pada akhirnya si Kresna memanen kutukan dari Dewi Gendari, sang ibu Kurawa. Kresna harus merasakan penderitaan si Gendari yang putus asa dan bersedih karena semua putra dan orang2 yang dicintainya mati. Semua putranya + hampir seluruh pria kaum Wresni (kaumnya si Kresna) telah tewas mengenaskan. Sedangkan si Kresna akan mati sebatang kara di tengah hutan oleh panah seorang pengembara/penebang kayu.

      1. Mohon maaf sebelumnya Ya memang semua orang tak bisa mengelak dari karmanya. Tetapi berbeda dengan sri krishna.kutukan gandari terjadi karena krishna sendiri yang menerima kutukan itu .jika tidak kutukan itu tidak akan terjadi seperti saat rukmi mengutuk krishna dan rukmini bahwa mereka akan berpisah dan tidak akan bahagia.karena krishna tidak menginginkan hal itu maka buktinya mereka hidup bahagia. Semua terjadi atas keinginannya.
        maaf sobat semua orang membahas kelicikan dan kejahatan orang lain tapi dirinya sendiri tidak sadar akan karmanya sendiri.dan perlu kita tau sib bahwa semua yang dilakukan krishna baik adanya bayangkan saja jika manusia biasa dipihak sri krishna. Maka didunia gak akan kata “yang baik mengalahkan yg jahat” jika kita di pihak krishna maka perang ini hasilnya akan lebih buruk.dan masih harus kita tau krishna bukanlah licik melainkan cerdik.dan saya masih ada pertanyaan lagi bro. Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa sri krishna memiliki tubuh kurus.cungkring ? Dari mana kau bisa mengatakan itu?.maaf harus saya katakan apapun yang kau katakan itu harus kau pertanggung wajaban

  4. Yang saya sedihkan dari sri kresna adalah dia tidak ikut ngemong kurawa dimana dari kecil kurawa tidak sekalipun mendapatkan ajaran budi pekerti…

    Kresna sebagai dewa harusnya dia dapat mencegah perang serta mendidik kurawa atau minimal menghukum Kurawa karena kesalahannya bukan menyulut terjadinya perang…

    Dan sejauh pandangan saya bharata yuda bukanlah perang kebaikan vs kejahatan tapi perang perebutan kekuasaan politik astina…

    Dan yang paling menyedihkan dalam beberapa cerita mahabarata versi jawa, beberapa kali Kresna membela Arjuna yang jelas-jelas salah seperti dalam kisah Arjuna vs Bambang Ekalaya…

    Jika Arjuna yang salah dia bela kenapa Kurawa dia lenyapkan…

    1. Kurawa sepertinya tidak mungkin bisa di emong oleh kresna krna sudah banyak beda prinsip. Lagipula usia kresna lebih muda dari Duryodhana. Dari berbagai literatur usia kresna hanya lebih tua 6 bulan dari Arjuna. Dan kurawa tidak menganggap kresna sebagai jelmaan dewa,namun sebagai kerabat pandawa. Jadi rasanya terlalu jauh berharap kurawa mau mendengarkan kresna. Ku rasa cerita ini ada untuk memberitahu banyak nilai moral. Jd plot berakhir dengan tragis. Setelah seorangpun rada bersalah dalam diri yudhistira tak pernah hilang.

    2. Arjuna satu jiwa dg kreshna sama dg Wisnu jelas bela dong
      Semua sudah jln takdir bgitu biar kisah itu utk sejarah peradaban masadepan
      Kebenaran pasti dibela Tuhan dan kejahatan pasti dibenamkan itu pesan agenda nya
      Nantgapi kisah itu jgn bawa ego

  5. dalam sebuah perang, segala upaya dan cara memang harus dilakukan! saya lebih cenderung melihat tindakan kresna merupakan tindakan “cantik” dalam mengatur siasat. disisi lain, perang kerap melahirkan duka, yang menang jadi arang, yang kalah jadi abu!
    bye the way…. saya suka analisisnya!

    1. Pada awalnya tulisan ini muncul karena perang Barata ini kerap diidentikkan dengan perang kebaikan melawan kejahatan, Padahal kalau saya lihat dan selami lebih dalam yang muncul tepat seperti yang anda katakan… Bahkan lebih ekstrim bisa dikatakan bahwa perang ini tak ubahnya sebuah konflik untuk sekadar merebut kekuasaan, siapa yang paling cerdik dan kuat, dialah yang menang. Maka dari itu, tulisan ini sebenarnya bentuk ‘pertanyaan’ dan analisis deskontruksional… 🙂

      1. Tuhan yang maha esa itu artinya Tuhan Maha Kuasa. jika tidak sesuai dengan keyakinan anda bahwa Krishna adalah ” Tuhan personal ” ganti saja kata Krishna menjadi kata “Tuhan”
        Yang namanya Maha esa: Semua nama dan wujud adalah manifestasi beliau.
        msaih tidak setuju juga…?
        “Meditasi” kosongkan dahulu, sisa air di gelas baru bisa di isi dengan air yang bersih, bagaimana bisa mengisi air yang bersih? jika masih ada sisa air di gelas.
        begitu juga kosongkan dahulu pikiran dari keyakinan lain, baru anda bisa isi pikiran dengan kebenaran. belum juga? lakukan “Pranayama” pengaturan nafas rasakan nafas keluar dan masuk! matikan sejenak semua indria karena dari pikiran timbul keinginan, dari

        Sebaiknya baca juga Bhagavand Gita baru anda bisa membahas Krishna,
        Sebelum membaca Bhagavand Gita,

        Semua kekuatan alam semesta, alam material, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, sifat halus, kasar, kekuatan negatif-positif, indria-indria, etc semua itu berada dalam kekuatan beliau, semua merupakan manifestasi Shri Krishna.
        inilah yang disebut Maha Kuasa.

        Orang yang memiliki pikiran halus akan memahami “Lila” (Sandiwara Krishna) dari Mahabharata, Jalan spiritual menuju kesadaran tertinggi memahami sang “Aku” di Jaman “Kali Yuga”
        ajaran pengetahuan spiritual melihat ke dalam diri sendiri

        Hubungan antara roh individu/Atman & Paratmant/ Brahman/ Tuhan Yang Maha Esa
        Kawulo lan Gusti. badan, pikiran, tangan, kaki bukanlah sang Aku, Aku adalah roh yang sama di setiap mahkluk hidup.

        orang yg masih pikirannya kasar susah memahami ini, akan dinikmati sebagai suatu cerita dan hiburan belaka.
        Ini adalah ajaran tentang diri, memahami sang diri, untuk mencapai evolusi roh ke tingkat yang lebih halus.

        Semua drama Mahabharata, Raayana, Shiva Purana adalah untuk perkembangan evolusi sang roh
        Mula mula percikan kesadaran termanifestasi dlm mineral berkembang dan termanifestasi melalui tumbuh tumbuhan, mulai menampakan kekuatan hidup, berkembang kekuatan evolusi berlanjut memiliki naluri yang hebat memiliki perasaan dan emosi walaupun masih dlm tahap kasar
        setiap roh mengembangkan evolusi melalui tubuh manusia
        mengembangkan daya pikir, emosi, perasaan, naluri dlm tingkat luhur. melalui tubuh manusia pertama kalinya kemampuan daya pikir(intelektual)
        melalui pengalaman hidup kelahiran berulang kali pikiran semakin halus dan dikuasai oleh buddhi/kebijaksanaan, semakin bekembang buddhi sifat mulia pun berkembang. sebelum mencapai tingkat ini “evolusi kesadaran Atman” kita tidak pernah tahu apa itu Buddhi, apa itu Atman seperti halnya binatang dia tidak aka pernah tahu apa itu “daya pikir” dia akan tahu setelah mencapai tubuh Manusia
        tidak akan mengerti apa itu “Atman”/ roh dan Brahman/ Tuhan,

        Krishna bersabda: Aku adalah Arjuna tapi Arjuna bukanlah Aku
        setetes air laut berasal dari Samudra

        Ajaran Spiritual Sanata Dharma/ sebutan “Hindu” didapat dari orang Eropa aslinya adalah “Sanata Dharma atau jalan Hidup” yang sama sekali berbeda dengan Agama2 Abraham.

        Perbedaan Agama/ religion & Jalan Hidup Spritual.
        – Sanatana Dharma: siapapun akan memiliki pengetahuan tentang kerohanian dari pengalaman pribadi (pengetahuan tangan pertama) dlm intisari Veda “Bhagavand Gita” melalui methode salah satu Purana dlm serita “Mahabharata”, Meditasi dan Yoga (ada banyak yoga), “Yoga” untuk membuka simpul2 cakra mencapai persatuan atman dan Brahman/ Paratman. kawulo lan Gusti hingga terbukanya mata ketiga Shiva
        Sedangkan
        – Agama/Religi: Pengetahuan tentang Kerohanian hanya merujuk dari buku yang sudah ada dan cukup diyakini. (pengetahuan dari tangan kedua)

        Pemahaman anda membahas Krishna didlm “Mahabharata” tanpa menyertakan “Bhagavand Gita” disaat percakapan rohani antara Krishna-Arjuna di medan perang
        hanya pemikiran saja tanpa kesadaran, pikiran menipu baik buruk pikiran yang menilai dan membedakan tanpa dasar kesadaran itu bukan kebenaran.

        Di dalam dunia spiritual dan bahkan sekarang ini di dunia Barat banyak dari mereka mempelajari dan maganaliza “Mahabharata-Bhagavand Gita/ percakapan Krishna dan Arjuna ( rohani) sebagai kebenaran

        Religion diterjemahkan menjadi Agama dlm Bahasa Indonesia
        Agama”AGAMAS” sebenarnya disandang oleh Hindu/ Sanatana Dharma yang artinya tidak Kacau. tapi karena Indonesia masih menggunakan bahasa Sansekerta dan memakai istilah ini untuk agama timur tengah.

      2. Stres Bung anda
        Kurang lihat sejarah asli dg mata batin apa agenda ilahi misi disana
        Dlm perang didunia manusia halal segala cara utk menang
        ParaDewa Klo masuk bumi ikut aturan bumi
        Cara pandang mu yg kolot dari satu sisi yg menyebab jan penulis terpenjara dlm arti pikiran sendiri
        Gk mau menyelami samudra diri
        Wajar tulisan penulis kritik tajam dan norak dimaklumi saja🤣

  6. dalam hukum ada istilah menegakkan hukum dengan melawan hukum. Kresna juga demikian menghalalkan segala cara demi tujuan. Udah kodratnya. Di dunia tidak ada yang sempurna bahwkan untuk yg namanya titisan dewa

  7. prabu kresna tak ubahnya seperti kakaknya, yaitu prabu baladewa.
    bermuka dua,
    terkadang mereka berperan sebagai kawan dan kadang sebagai lawan.
    kadang mereka baik, kadang berhati jahat juga.

    btw tp saya tetap ngefans dengan kedua tokoh ini. karena menurut saya kedua tokoh ini merupakan tokoh pewayangan yang keren dan penggemarnya juga banyak.
    di rumah saya ada wayangnya prabu kresna(wayang kulit asli) dan akan tambah koleksi wayang prabu baladewa(rencananya)sebagai pelengkap pajangan di ruang tamu rumah saya
    he he he. . .

    1. ya…saya juga tetap merupakan penggemar mereka. bagaimanapun beragam karakter diperlukan dalam sbuah jalinan cerita untuk saling melengkapi. pada akhirnya semuanya akan menjadi pelajaran hidup kita sehari-hari yang juga kita kenal sebagai filosofi..
      terimaksih sudah mampir 🙂

    2. Muka dua 🤣
      Siapa pun roh leluhur Klo masuk bumi taat patuh aturan bumi
      Ada karma ada politik ada perang ada kawin ada srmua
      Berlaku utk dewa sekalipun
      Ada pelajaran jiwa yg di dpt Dr kisah Srikrishna dan tinggal ketinggian iman makom jiwa anda aja setinggi apa dlm menilai emanasi alloh yg kuasa
      Tataran level jiwa gelap pasti nyinyir dg kreshna

  8. saya cukup mengapresiasi tulisan di atas. cukup kritis melihat tokoh kresna yang sebenarnya bisa dikorelasikan dengan kehidupan sehari-hari kita. hidup di arcapada memang tidak serta merta hitam putih terkadang ada persinggungan diantaranya yang sulit dipahami tanpa pendalaman. Kresna tetaplah kresna sebagaimana peran yang disematkannya pada cerita Mahabarata, dan selayaknya kita yang menginterpretasinya dengan banyak cara karena makna adalah hak para pemaknanya.

    1. Anda doyan gibah gemar mencari keburukan sejarah suatu tokoh tanda akhlak mu rusak tak berbudi
      Memandang dan terobsesi cari kejahatan aib org
      Mirip dg sifat dur yudana
      Apakah you ?

  9. uraian yang sangat bagus sekali…… disini saya hanya akan menambahkan saja bahwa kresna melakukan semua itu karena sudah tulisan takdir yang kuasa agar kresna mengatur semua ini ……
    jd yg dilakukan kresna menurut saya adalah sudah mutlak urusan yg maha kuasa melalui titisannya yaitu khresna

    1. untuk hal itu saya juga sngat setuju,sayangnya ini akan masuk ranah kepercayaan/iman.sama seperti iman atau dogma di agama2 lain dimana aturan,perintah adalah mutlak adanya.uraian sya tdk sefilosofis itu,hanya brsifat dekonstruktif..
      terimakasih sudah mampir.. 🙂

      1. Bedakan
        – Agama: anda hanya memiliki keyakinan berdasarkan pengalaman orang lain merujuk pada sebuah buku tertulis, semua jawaban keyakinan merujuk di buku apa yang tertulis itu yang di yakini, begitu juga hukum hukum Tuhan bersifat pemikiran orang lain.
        “you have the experience from other”

        – Hindu/ Sanata Dharma atau Jalan Hidup; anda memiliki pengalaman pribadi tentang spiritual, melalui metode yang diajarkan seperti Meditasi dan Yoga/ tapa. begitu juga Hukum spiritual Hukum Karma, ada Aksi dan reaksi yang lebih Universal.
        “you have your own personal experience”

    2. Betul Denny sang kreshna hanya mengikuti jalan sejarah
      Dan jgn lupa beliau itu Tuhan yg esa alloh swt yg punya sifat dan bnyk nama

  10. Awalnya jg sy berfikir spt itu, tp setelah dipelajari lbh byk, ga gt jg. Dlm perang bratayuda bkn kekuasaan yg jd tujuan, tp. Menuntut hak dan kewajiban. KRESNA sbgai titisan Wisnu, dlm berbuat dia tdk berfikir spt manusia, tp lbh mengedepankan Karma dan Dharma. Coba byangkan klo Dewa perbuatanya berdasarkan fikiran ky manusia?

    1. bila dari sisi iman n kepercayaan tentu perilaku kresna bisa dphami.seperti yesus yg rela mati demi manusia,muhammad yg memerangi musuh kaum muslim,atau sang buddha yg melepaskan kehidupan duniawi walau sblmnya ia adalh seorng pangeran.namun,di pembahasan sya ini lebih merujuk kepada ranah sastra dan pada dua kekuatan perang yg saling gempur untuk merebut kekuatan.sesederhana itu saja sbnrnya.tp trimakasih sudah memberikan pemikirannya.saya setuju dgn anda,namun ketika harus mengubah sudut pandang ke arah keimanan 🙂

      1. Peperangan ini jika disadari adalah peperangan antara keragu raguan diri sendiri
        Orang yang ragu sangat bagus dlm hal spiritual, semakin ragu semakin banyak timbul pertanyaan di dalam dirinya sehingga semakin dalam Ia ingin tahu jawaban misteri ini!
        Semoga anda faham

      2. Penulis
        Tolong pola pemikiran mu di landasi iman
        Bagaimana Yesus di palsukan dg dibunuh
        Tubuh mu disalip
        Dan katanya ilang ?akan dtg diakhir jaman ! Jadi siapa yg disalip itu?!
        Kasus ini hrs anda sbgi penulis lihat Dr cara berpikir mu bukan berlandaskan otak ego diri
        Klo kau ego diri saya yakin Yesus yg disalip itu bukan Tuhan !!

  11. saya ingin meluruskan tentang abhimanyu, yang anda katakan melanggar perintah arjuna akibat basudewa kresna untuk menyerang korawa. Saat belum lahir karena berada
    dalam rahim ibunya, Abimanyu
    mempelajari pengetahuan
    tentang memasuki formasi
    mematikan yang sulit ditembus
    bernama Chakrawyuha dari
    Arjuna . Mahabharata
    menjelaskan bahwa dari dalam
    rahim, ia menguping
    pembicaraan Kresna yang
    sedang membahas hal tersebut
    dengan ibunya, Subadra. Kresna
    berbicara mengenai cara
    memasuki Chakrawyuha dan
    kemudian Subadra tertidur,
    maka sang bayi tidak memiliki
    kesempatan untuk tahu
    bagaimana cara meloloskan diri
    dari formasi itu. Sebagai cucu Dewa Indra , dewa
    senjata ajaib sekaligus dewa
    peperangan, Abimanyu
    merupakan ksatria yang gagah
    berani dan ganas. Karena
    dianggap setara dengan
    kemampuan ayahnya, Abimanyu
    mampu melawan kesatria-
    kesatria besar seperti Drona ,
    Karna , Duryodana dan
    Dursasana . Ia dipuji karena
    keberaniannya dan memiliki rasa
    setia yang tinggi terhadap ayah,
    paman, dan sekutunya. Pada pertempuran di hari ketiga
    belas, pihak Korawa menantang
    Pandawa untuk mematahkan
    formasi perang melingkar yang
    dikenal sebagai Cakrawyuha .
    Para Pandawa menerima
    tantangan tersebut karena
    Kresna dan Arjuna tahu
    bagaimana cara mematahkan
    berbagai formasi. Pada hari itu,
    Kresna dan Arjuna sibuk
    bertarung dengan Raja Trigarta
    dan laskar Samsaptaka. Karena
    Pandawa sudah menerima
    tantangan tersebut, mereka
    tidak memiliki pilihan selain
    mencoba untuk menggunakan
    Abimanyu yang masih muda,
    yang memiliki pengetahuan
    tentang bagaimana cara
    mematahkan formasi
    Cakrawyuha namun tidak tahu
    bagaimana cara keluar dari
    dalamnya. Untuk meyakinkan
    bahwa Abimanyu tidak akan
    terperangkap dalam formasi
    tersebut, Pandawa bersaudara
    memutuskan bahwa mereka dan
    sekutu mereka akan
    mematahkan formasi itu
    bersama Abimanyu dan
    membantu sang pemuda keluar
    dari formasi tersebut.
    Abimanyu menggunakan
    kecerdikannya untuk menembus
    formasi tersebut. Pandawa
    bersaudara dan sekutunya
    mencoba untuk mengikutinya,
    namun mereka dihadang oleh
    Jayadrata, Raja Sindhu, yang
    memakai anugerah Siwa agar
    mampu menahan para Pandawa
    —kecuali Arjuna —hanya untuk
    satu hari. Setelah tertinggal,
    Abimanyu berjuang sendirian
    dalam menghadapi serangan
    pasukan Korawa . Abimanyu
    membunuh beberapa kesatria
    yang mendekatinya, termasuk
    putera Duryodana, yaitu
    Laksmana. Setelah menyaksikan
    putra kesayangannya terbunuh,
    Duryodana marah besar dan
    menyuruh segenap pasukan
    Korawa untuk menyerang
    Abimanyu. Karena gagal
    menghancurkan zirah Abimanyu,
    Karna menghancurkan busur
    Abimanyu dari belakang.
    Kemudian keretanya
    dihancurkan, kusir dan kudanya
    dibunuh, dan seluruh senjatanya
    terbuang. Putra Dursasana
    mencoba untuk melawan
    Abimanyu dengan tangan kosong.
    Tanpa menghiraukan aturan
    perang, pihak Korawa
    menyerang Abimanyu secara
    serentak. Abimanyu mampu
    bertahan sampai pedangnya
    patah dan roda kereta yang ia
    pakai sebagai perisai hancur
    berkeping-keping. Tak berapa
    lama kemudian, Abimanyu
    dibunuh oleh putra Dursasana
    dengan cara menghancurkan
    kepalanya dengan gada.

    1. nice one… paling tidak ada sudut pandang berbeda dan pngetahuan tambahan mengenai cerita ini.sama seperti sejarah yg dijelaskan dgn cara dan sdut pndang yg brbeda…

  12. mas, coba dong bikin artikel soal kebaikan2 shakuni..kan kita taunya dia jahat dan superlicik…ibarat kata…dia itu setan yang suka ngomporin duryodhana supaya berbuat jahat….tolong ya mas. coba sebutin kebaikan2 shakuni dengan metode yang sama saat membuat “kelicikan2 Prabu Kresna”

    1. Hmmm…boleh juga.tapi akan murni bersifat dekonstruksi sifatnya.bagaimanapun setiap karakter pasti memiliki sisi baik dan buruk.

      kalau boleh tahu,mengapa anda tertarik dengan karakter sengkuni?

    2. Yang membela itu durna….. Setahu saya itu
      Dia setia sama gandari dan ingin memuliakan keturunanya dengan menjadikan keponakan raja astina

  13. ada beberapa yg tidak sesuai dengan cerita dalam kitab epos mahabarta dari rajagopalcahri. Mungkin butuh lebih banyak referensi lagi. Terutama coba mencari apa yg menjadi penyebab terjadinya perang bharatayuda. Setau saya sapa2 yang ikut berperang dalam Bharatayuda tertulis dalam kitab tersebut yang ada di tangan para Dewa. karena itu nama-nama seperti Antareja, Antasena dan Wisanggeni tidak ada dalam kitab tersebut sehingga tidak bisa ikut Bharatayuda. Selain itu seandainya ketiga pemuda ikut perang tersebut maka ngk akan ada tandingannya dan merusak tatanan perang Bharatayuda.

      1. Untuk membicarakan kebijaksaan dari pilihan langkah kresna sebagai jelmaan wisnu menurut saya kurang tepat merujuk wayang jawa. Karena dalam wayang jawa cerita mahabharata sdh banyak direduksi. Bahkan saya menduga, kemunculan punakawan terutama Semar yg sebenarnya tdk ada dlm cerita aslinya, seperti diniatkan untuk menggeser Kresna sebagai center of wisdom. Kita memahami bahwa di india Kresnalah center of wisdomnya, gak ada Semar disana. Di wayang jawa semar mendapat tempat seolah lebih tinggi budi pekerttinya dibanding kresna. Saya melihatnya sebagai politik ideologi di masa lalu. :). Bagi saya bahkan pandawa dan kurawa sama abu abunya dalam kebaikan dan kejahatan. Pandawa juga punya sisi gak aik, bgitupun kurawa. Namun pilihan berpihak pada pandawa bagi kresna dengan berbagai pertimbangan. Dan ketika kurawa telah melakukan kejahatan dengan segala tipu daya dan membahayakan masa depan, maka mengalahkannya dengan tipu daya tak dapat dihindari. Tipu daya kurawa telah membuat jaring laba laba yg menjerat bisma dan dorna, yg mau tidak mau harus dikalahkan dengan tipu daya yg lain. Soal antareja dan antasena Krna tidak terdapat dlm versi india maka tdk dpt digunakan untuk menilai kresna.

      2. saya suka ini..
        makanya dari awal saya menempatkan analisis ini dalam kerangka dokonstruksi, sebagai sebuah karya sastra, terpisah dari pola ideologi dan agama.
        jelas dalam sejarah penggubahan kitab-kitab wayang, unsur politis sangat terlihat. penaklukan satu kerajaan terhadap kerajaan lain seakan memiliki pembenaran dalam karya-karya tersebut.

  14. kurawa itu jahat….iya karena sengkuni, tapi pendawa itu lebih jahat….dia membiarkan drupadi ditelanjangi…tanpa melawan, lihat campur tangan krisna…yang menyuruh untuk balas dendam….sedangkan balas dendam itu tidak baik….pada intinya yang jahat itu adalah provokatornya : sengkuni dan krisna, klo seandainya krisna menggangap tra kuru sebagai saudara mengapa dia tidak menolong kurawa untuk lepas dari hasutan sengkuni, tapi kenapa dia malah ngompori pendawa …. ini membuktikan sebenarnya adalah perang sengkuni dan krisna…….

    1. saya setuju dengan pendapat anda .. sejarah ini dengan diceritakan sedemikian rupa .. bahwasanya perang bharatayuda adalah perang taktik antara Sangkuni vs Krishna .. dengan menggunakan taktik dan kelicikan masing2 ..

  15. jika anda mempelajari satu persatu dari riwayat para tokoh di atas dan memahami secara keseluruhan mahabrata passti anda tidak akan berkata demikian.. semua yang terjadi adalah sudah ada karna sebab akibat bukan karna kehendak kresna. kresna hanyalah yang menjalankan akan apa yang aakan terjadi.. kematian mereka adalah janji dari kesalahan2 mereka sendiri.

    1. saya juga paham itu.makanya analisis ini disebut sebagai ‘dokonstruksi’…lagipula,argumen anda sama saja mengatakan bahwa kita tidak boleh menyalahkan Sengkuni,karena toh ia hanya menjalankan apa yg sudah digariskan.kejahatan dan kebaikan harus jalan berdampingan tanpa mengenal waktu…eternal

  16. kalo saya melihat dari sudut pandang bahwa krisna itu dewa yang mengatur kelangsungan kehidupan di bumi, dia memang harus memusnahkan kejahatan yang sudah merajalela dengan cara dia sendiri, kadang di dunia ini harus ada pemusnahan masal, ya termasuk perang baratayudha, krisna adalah tuhannya dunia wayang jadi terserah dia menata dunia wayang hehehe

  17. Mungkin sebaiknya anda jg membaca versi asli dr mababharata krn terdapat perbedaan antara versi asli dengan jawa

  18. KARNA Dengan Putra 9 anak yg hiduo cuma 1 dia nggak marah-marah ngunhkit apalagi dwndam buat jiwanya sendiri di risho dan ikhlas utk dikorban, betapa tulusnya Karna dgn kehiduoanya soerti buah simalakama dan Ibu Kunti atau Krishna bagi nasi sudah menjadi bubur posisi perang 3 hari lagi baru mengungkapkan Karna Putra drpd Surya dan Kunti jelas kekecewaan yg mendalam buat Karna itu sdh tdk berarti dgn keterkejutan dan sebelumnya od jangka wkt yg panjang dgn segaka nacam hinaan2 bertubi-tubi tapi senuanya diam tanpa penjelasan, jelas hubungan Kunti dan Karna pd Krishnapun bukan org biasa dia lebih tau. Khrishna dan Kunti cuma buat melemahkan mental Karna utk berjuang takut mati pd Pandawa 5 dan Krishnapun pastinya sdh brnego dgn Indra uyk meminta kelemahan Karna. KRISHNA itu Tokoh yg MUNAFIK menurut ajaran Islam dia beraifat sprt ular kepala 2 menghasit pihaknya utk tegas membunuh musuhnya tanoa belas kasihaan, iyu namanya lempar batu sembunyi tangan. Pernikahan Drupadi adalah alasan Krishna dgn tujuan Permusuhan Raja Drupada dan Dinasti Kuru berlanjut dgn pemusnahan, org tuanya musuh kok ngejodohin anaknya buat denadam melalui otak Krishna oula begitu jahatnya dia. Adzab Krishna itu lah yg pendosa menyepeleka diri-dia sendiri dari dosa Besar yg dia perbuat dgn keangkuhan membanggakan diri pengadilan pembunuhan sadir di tempat umum yg terhornat bila dia terhian, namun sebaliknya seprti Karna yg di maki-maki dgn hinaan malah dia menghardik senyum atau diam. KRISNA BEJAT AKHLAK KOTOR MORAL BUSUK. Yang di ungkit penghinaan Druupadi.. Drupadi…. seribu Kali Drupadi… padahal semuanya dia yg membuat semula dari Perkataan menghina Kasta di Syembara tdk ada pembenaran saat Karna mengungkaokan kpd Krishna saat pencerahan melainkan kemampuanya merugikan masyarakan dan Karna harus di bunuh, apa maksudnya tu Bejat Krisna menyikapi org yg terzhholimi di nggak tau zholim karena Kafir kaya Fir’aun.

  19. saya coba menilai dari Mahabarata versi Rajagopalachari yg memerintahkan Abimanyu untuk menerobos barisan Kurawa adalah Yudhistira. Hal itu dikarenakan Mahaguru Durna berusaha menyerang dan manangkap Yudhistira. Hal ini memang merupakan taktik dari Kurawa agar menjauhkan Arjuna dari Yudhistira. Arjuna tidak ada di tempat karena dia harus menghadapi tantangan dari Raja Susarma (dalam budaya India, seorang ksatria harus dan wajib memenuhi tantangan musuhnya) ( Rajagopalachari hal. 347). Semua sekutu Pandawa termasuk Bima mencoba menghadapi Durna,namun berhasil dikalahkan, Abimanyu dikirim oleh Yudhistira karena hanya Abimanyu yang dapat menandingi kemampuan Durna dan hanya Abimanyu yang mengetahui cara untuk menerobos formasi bunga teratai (Mahabarata versi Rajagopalachari hal. 347-348) dan ( Rajagopalachari halaman 348), sayangnya dia tidak mengetahui cara keluar dari formasi tersebut karena Arjuna belum mengajari ( Rajagopalachari halaman 357). Perasaan bersalah Yudhistira mengungkapkan bahwa dia menyesal karena dia telah memerintahkan Abiamanyu untuk maju perang ( Rajagopalachari hal. 355)

    jadi jelas menurut Mahabarata versi Rajagopalachari, yang memerintahkan Abimanyu untuk menerobos formasi bunga teratai milik Durna adalah Yudhistira bukan Krisna, karena saat itu Krisna justru menjadi kusir dari Arjuna yang sedang berhadapan dengan Raja Susarma dan pasukannya.

  20. Dalam cerita Perutusan Krisna di buku Rajagopalachari dijelaskan bahwa Duryudana bersikukuh tidak akan menyerahkan/mengembalikan kerajaan ke Pnadawa, bahkan Duryudana mengatakan tak akan memberikan sejengkalpun kerajannnya kepada Pandawa (Rajagopalachari hal. 267). Krisna justru datang untuk membawa perdamaian walau hal itu tidak mungkin. Tentang sikap Krisna ditunjukan pada hal 258. Termasuk dalam buku halaman 234, pada rapat para pembesar Pandawa dan sekutunya, Krisna menyarankan mengirim utusan untuk mengambil jalan damai. Krisna mengatakan bahwa dia menginginkan kebahagiaan Destarata dan anak-anaknya. Tampak disana jelas bahwa awalnya tidak ada keinginan bagi Krisna untuk membuat peperangan, walau dia tau bahwa Perang Bharatyudha telah ditakdirkan.

  21. untuk kematian Karna telah dikutuk, mulai dari keretanya yang terperosok ke dalam lumpur hingga dia tidak dapat mengingat mantra brahmastra karena kutukan Parasurama. Sedangkan Duryudhana terkena kutukan dari Resi Maitreya karena sikap sombongnya bahwa dia akan mati karena gada Bima yang akan meremukkan kedua pahanya, jadi Krisna dan Arjuna hanya dianggap mewujudkan sumpah tersebut. Untuk Gathutkaca, seingat saja dalam cerita wayang kulit Jawa, senjata Kunta memang menacri sarangnya yang bersemayam di tubuh Gathutkaca dan arah senjata itu dibelokan Kala Bneda (pamannya) yang bersumpah akan menjemput dia di Perang Bharatayudha.

  22. untuk anak-anak Pandawa yang lain Antasena, Antareja, Wisanggeni dan Bambang Irawan, saya setuju dengan komen diatas, bahwa mereka dimatikan karena tidak tidak ada dalam kitab para Dewa. Sepertinya cerita ini dibuat sedemikian rupa karena peranan mereka hanya ada dalam pewayangan Jawa, dalam cerita Mahabarata versi India ngk ada. sehingga kalo umpama mereka di hidupkan hingga masa Perang Bharatayudha, maka itu akan merusak pakem yang ada. Hal ini dilakukan untuk menjaga paken Bharatayudha aslinya

    1. Terimakasih mas Priyono mau mampir. Saya setuju dengan anda. Diluar perdebatan yang ada, ini adalah sebuah komunikasi yang baik mengenai falsafah dan simbol-simbol yang terkandung dalam budaya dan pola pikir orang Jawa pada khususnya.

  23. Itulah Gambaran Tuhan Yang maha Esa, pada point 1 darimana anda tahu suara Khrisna yang cerewet bla bla bla? orang yang selalu menggunakan pikiranya akan selalu membuat angan angan sesuai dengan hasil hayalanya! tanpa belajar tentang kesadaran!
    Apakah anda melihat cerita Mahabharata sebagai suatu cerita dan hiburan tanpa memahami apa maksud dari cerita itu? dan bukan menggunakan pemahaman anda sebagai suatu kesadaran..?
    Khrisna membuat suatu Lila (permainan) dan jika anda menyadari bahwa semua itu adalah LILA dari Khrisna dan mengajarkan tentang : Siapa Aku? darimana AKu, etc? Mahabharata memberikan pemahaman tentang keragu raguan yang ada di dalam diri kita sendiri!
    Khrisna adalah Kusir, kelima kuta adalah lima indria, Arjuna adalah diri kita sendiri, tali kekang adalah pikiran yang selalu berubah ubah..menilai sesuatu objek ..baik dan buruk..baik buruk ada karena pikiranlah yang menilai! pikiran selalu menipu dan meminta! dari pikiran timbulah keinginan, ketika tidak mendapatkan apa yang di inginkan oleh pikiran maka kesedihan menyelimuti! ketika didapat apa yang di inginkan maka Timbulah Ke Akuan!(Ego) Hingga lupa (Tidak Sadar)
    Di sinilah Khrisna mengajarkan tentang kesadaran.
    Mengetahui tentang Tuhan dengan pembuktian dan mengajarkan tentang Yoga,

    Jika orang mengetahui Tuhan dengan membaca buku (bersifat tanpa pembuktian diri sendiri) belajar ke luar! Sedangakan ajaran Krihna mengajarkan keTuhanan Ke dalam (Yoga, semadi, tapah):
    Jika ingin mengetahui rasa samudra cukup dengan mencicipi setetes air laut maka engkau akan mengetahui rasa seluruh samudra!
    Jika ingin mengenal sumber dari segala roh (Paratman) dengan jalan mengenal siapa Aku ( Atma) itu maka engkau akan membuktikan dengan sendiri!

    bercerita tentang Diri anda sendiri! semua tokoh adalah beliau sendiri bagian dari Khrihna. Krishna pernah berkata:
    “Aku adalah arjuna tapi Arjuna bukanlah Aku”Shri Krihna tapi Khrisna bukanlah Aku”
    Jika air di dalam gentong di buang ke samudra bukan air gentong lagi di sebut tapi air samudra! air di dalam gentong merupakan bagian dari air samudra, dan air Samudra bukanlah bagian air gentong.
    Jika berbohong kepada orang lain, hanya satu yang tidak bisa kita sembunyikan ke bohongan kita. dan yang tahu hanya….?
    bagi orang yang bicara menggunakan pikiranya: Dia akan menjawab Tuhan!
    bagi orang yang telah sadar tentang Khrisna Dia akan menjawab : Aku sendiri!
    dan jawaban jawaban ini hanya ada jika anda sendiri membaca Bhagavad Gita!
    bukan hanya tahu cerita Mahabharata itu saja
    Pikiran sangat hebat..banyak orang pintar menggunakan Pikiran mereka di media!mereka pintar menggunakan pikiranya..di atas pintar ada yang lebih pintar ..dan akhirnya terjadilah debat tanpa menyadari kemudian timbulah ego!
    Semua penderitaan terjadi bukan karena menunjuk kesalahan !tapi pikiranlah yang membuat semua penderitaan ini!
    di sinilah ajaran kesadaran tentang Aku melalui Khrisna! jadi saya kira Anda jangan langsung menghakimi hanya karena mendengar cerita Khrisna tapi lanjutkan mengetahu Bhagavad Gita, Sumber yoga barulah bicara dengan kesadaran bukan dengan Pikiran anda!

    1. Saya rasa bahasan mengenai Bhagavad Gita sudah masuk ranah keimanan. Wayang disini saya interpretasikan sebagai sebuah karya sastra. Saya pun menggunakan gaya dekonstruksi sebagai acuan ‘literary criticism’ nya. Toh di pagelaran wayangnya sendiri tidak selalu berdasarkan pakem.

  24. anda berkomentar begitu karena belum paham cerita secara keseluruhan,hanya setengah2 jd ya kayak gitu….

    1. Maaf, mungkin anda yang membaca setengah-setengah artikel saya ini. Pada dasarnya sudah saya utarakan bahwa ini berupa analisis dokonstruksi, bukannya penulisan penentangan atau kritik terhadap tokoh Krisna secara relijius.

  25. setuju. honestly, saya juga sangat tidak suka Kresna. Juga Ganesha. Juga Siwa. Ini subjektif mungkin. Menurut saya, Kresna adalah lambang dari musuh dalam selimut, Ganesha lambang dari kaki tangan perusak sebagaimana gajah abrahah, dan Siwa adalah iblis yang sering dilukiskan bermata tiga.

  26. Terima kasih untuk para ‘suhu’ cerita wayang. Saya yang hanya penggemar (nonton) wayang jadi bertambah pengetahuan yang luar biasa, karena saya tidak paham tentang cerita-cerita pewayangan.

    Dari yang saya tonton, saya memaknai Prabu Kresna sebagai ahli strategi. Strategi tentu perlu berbagai macam ‘akal’. Dalam ‘akal’ ini tentu ada kecerdasan dan ada kelicikan.

    Saya ingin mengatakan (ini menurut saya), tapi saya yakin semua setuju bahwa yang selalu licik seumur hidupnya adalah Raden Suman (Sengkuni).

    Mengenai ‘tiwikrama’nya Kresna dalam lakon Kresna Duta, itu terjadi setelah perundingan. Setelah Kresna keluar, Duryudana memerintahkan adik-adiknya untuk mengeroyok Kresna, bahkan ketika keluar dari perundingan dia menyaksikan dan mendapat pengaduan dari sais keretanya yaitu Setyaki yang diseret dari kereta oleh Burisrawa dan dikeroyok oleh prajurit kurawa.

    Jika dikatakan (oleh Pak Bambang) bahwa Kurawa seumur hidupnya tidak pernah mendapatkan ajaran budi pekerti, saya tidak sependapat, karena di Astina ada Adipati Destarata (ayah kurawa sendiri), Resi Bisma, Pandita Durna, dan (kadang) Prabu Salya. Mereka ini yang sering mengajarkan kebaikan kepada kurawa, tetapi kurawa tidak pernah menggubris.

  27. sebenarnya pembenaran langkah Krisna bergantung acuan yang digunakan. Kalau dalam wayang India, Krisna adalah pahlawan sedangkan dalam WAYANG Jawa Krisna adalah seorang perusuh atau tokoh yang kurang baik. Mungkin hal ini dilakukan demi meninggikan nilai seorang Semar. Hal ini tampak pada beberapa cerita Jawa seperti Semar Kuning.

  28. Nii orng kok songong…mahabarata tuh cerita mengenai buadaya.kepercayaan dan agama…kalo mau ngebahas smuanya ga bisaa ngebuang unsurnya…mikiirr…inii bukan matematika yg cuma pke pemikiran doang

  29. bener setuju krisna adalah manusia paling licik dan sama sekali tdk mengajarkan sifat kesatria babarblas..pandawa juga bodoh mau2 nya diatur sama org licik spt krisna..segala keputusan mengenai apapun dipihak pandawa selalu pendapat krisna yg dipakai..dalam wayang jawa tentang antarja yg mati krn disuruh menjilat telapak kakinya sendiri oleh krisna bima sebagai ayahnya hanya manggut2 saja setuju dg krisna..pdhl ayah mana yg rela anaknya mati?? kenapa harus dibunuh? tdk adakah jln lain? misalnya diksih cewek cantik suruh nginap sebulan dua bulan dihotel yg jauh dari perang kan bisa? secara antarjakan masih muda tentu saja semangat bgt tuh dikasih cewek haha..anehnya baladewa yg kakaknya krisna diasingkan dan tdk dibunuh sprt antarja..anehkan? seharusnya biar fair ya baladewa harus dibunuh biar krisna bisa ikut merasakan gimana kehilangan walau hanya kakak..sedang bima 3 anaknya harus mati krn kelicikan krisna hikz..

      1. Saya pikir anda yg diliputi emosi karena mlihat pmbahasan sya dlm versi agama. Sya paham kok.tp dr awal yg sya bahas disini adalah mahabrata versi wayang,sastra,bukan agama,bukan kpercayaan.

  30. Wah maaf sepertinya ada kekurangan sebelumnya. Sekali lagi anak-anak Pandawa di matikan karena menjaga eksistensi pakem cerita mahabarata. Antareja di bawa ke Hotel di kasih wanita cantik buat apa? Dia itu kebal senjata apapun. Kelemahannya hanya dengan menjilat upasnya sendiri. Sedangkan Wisanggeni dan Antasena muksa karena diminta Sang Hyang Wenang untuk tidak ikut perang Bharatayudha karena kalau mereka ikut Pandawa akan kalah. Oh yah sekaligus ralat untuk koment saya, Bambang Irawan dalam Perang Bharatayudha versi India pada buku Rajagopalchari ternyata ada. Dia gugur ketika perang memasuki hari ke 8 (hal. 320) karena dibunuh oleh raksasa Alambasa.

  31. yang licik pasti cerdik, tetapi yang cerdik belum tentu licik. itulah yang menggambarkan tokoh- tokoh barata yudha

  32. Prabu Salya memberitahu kelemahannya kepada bungsu pandawa kembar nakula sahadewa bukan karena kedua satria ini “innocent” tapi karena kembar tsb adalah keponakan langsung prabu salya.. ibu dari si kembar yaitu dewi madrim adalah adik kandung prabu salya yg sangat disayanginya..

    1. Iyups…. Itu bentuk kasih sayang yg tua ke yg muda… Dan sebagai org tua apapun akan dilakukan untuk yg muda agar abahgia dan mulia

  33. Cerita ngawur.
    Sejak kapan Salya mati oleh panahnya Yudhistira?
    Sejak kapan Duryudana dicabik-cabik pasca tak berdaya?
    Banyak² baca versi asli & versi Jawa-nya, ya!

  34. Bagi saya ini bukan karya sastra dengan gaya dekonstruksi. Karena dalam tulisan ini hanya merujuk referensi sepotong dan ada beberapa referensi yang tidak sesuai. sayang sekali tulisan ini terlalu banyak mengandung asumsi dibanding referensinya.
    Salah dan benar, baik dan buruk begitu relatif tergantung wawasan dan daya tangkap seseorang dalam menilai situasi juga cerita. Hati-hati tulisan ini menyinggung topik yang sangat sensitif. Akan ada yg menilai tulisan ini bermutu, ada juga yang menganggap hanya sampah.
    Tapi untuk saya pribadi, anda merujuk cerita dari kerabat? Sangat menyedihkan. Dan hasilnya adalah tulisan ini.

  35. Bagi saya ini bukan karya sastra dengan gaya dekonstruksi. Karena dalam tulisan ini hanya merujuk referensi sepotong dan ada beberapa referensi yang tidak sesuai. sayang sekali tulisan ini terlalu banyak mengandung asumsi dibanding referensinya.
    Salah dan benar, baik dan buruk begitu relatif tergantung wawasan dan daya tangkap seseorang dalam menilai situasi juga cerita. Hati-hati tulisan ini menyinggung topik yang sangat sensitif. Akan ada yg menilai tulisan ini bermutu, ada juga yang menganggap hanya sampah.
    Tapi untuk saya pribadi, anda merujuk cerita dari kerabat? Sangat menyedihkan. Dan hasilnya adalah tulisan ini.

  36. Mohon maaf ini ulasannya jelas sekali belum.paham makna kejaduan Mahabharata. saya Musim.dan saya menganggap Sei Krisna adalah seorang utusan Tuhan. Apa yg dilakukannya adalah bersasarkan kebenaran.. Silahkan dipahami kejadian di setiap Zaman.

  37. ini ulasannya jelas sekali belum.paham makna kejaduan Mahabharata. saya Musim.dan saya menganggap Sei Krisna adalah seorang utusan Tuhan. Apa yg dilakukannya adalah bersasarkan kebenaran.. Silahkan dipahami kejadian di setiap Zaman.

  38. mohon maaf ini ulasannya jelas sekali belum.paham makna kejaduan Mahabharata. saya Muslim.dan saya menganggap Sri Krisna adalah seorang utusan Tuhan. Apa yg dilakukannya adalah bersasarkan kebenaran.. Silahkan dipahami kejadian di setiap Zaman.

  39. Ini bukan kajian ilmiah tapi asumsi sja. hati hati setiap perkataan akan dimintai pertanggung jawaban…. sayang sekali

  40. Wayang adalah gambaran/bayangan dari sifat manusia. Setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk bahkan titisan dewa sekalipun . Masih ada lagi selain Kresna. Contohnya ada Arjuna Sahasrabahu yang notabenenya juga titisan Bathara Wisnu (menurut versi jawa), tapi dia kurang bijak, sering salah guna kuasa akan ke-Wisnu-annya, hanya kerana permintaan istri-istrinya minta mandi di kolam besar sampai-sampai dia tiwikrama. Lalu saat dia mengalahkan Dasamuka (Rahwana), Arjuna Sahasrabahu mengikat Rahwana dan diarak diseret keretanya sebanyak tujuh kali keliling kota Mahespati. Mungkin ini tambahan dari saya. Maaf bila tak berkenan

  41. ketidakbenaran boleh dilakukan jika bertujuan untuk kebenaran….itulah kutipan dari kresna bahkan raja gandara pun ditanntang untuk berbuat licik dalam perang baratayudha semampunya..

    1. Tidak setuju , awur awuran , ontoseno mati karna kaki wenang tidak mengijinkan perang . jika perang pendawa akan kalah , dan ada tugas penting untuk membunuh betari durgo dan betorokolo , setelah membunuh ontoseno pasrah diri kpd kaki wenang untuk diantar ke surga
      Bukan Kresno yg jadi dalangnya matinya ontoseno

  42. Katanya wayang lovers, kok bilang kreshna licik. Pahami dlu bos arti kata barata yudha. Coba liat sumber, dari pagelaran wayang kulit lah, blog lah, monggo. Jangan asal tulis lah. Toh itu juga ada sedikit ubahan dari pendahulu kita. Intinya wayang kan mengajarkan budi pekerti baik.

  43. Bukan hanya tokoh Kresna yang punya kelemahan. Semua tokoh pewayangan memiliki kelemahan, bahkan dewanya para dewa: Bethara Guru pun melekat sejumlah kelemahan.

    Wayang Purwa (wayang kulit) adalah seni dengan cita rasa dan falasah tinggi yang menggambarkan kehidupan manusia dengan batas kesempurnaannya yang memang tidak sempurna.

    Berbeda dengan tokoh-tokoh perfilman yang diproduksi Barat: tokoh jagoannya biasanya sempurna.

    Sebagaimana manusia, tidak ada yang sempurna. Pahlawan pun bila ditelisik pasti memiliki kelemahan..

  44. Menurutku kresna ini ibarat sama dengan Mentri, tapi hasil jebolan partai koalisi bukan dari usulan Presiden.
    Jabatan tinggi, disegani, tapi ya ngurus kepentingannya dulu ketimbang orang lain.
    Si bgst.

  45. Menurut saya si ini cerita nggak begitu jelas si ya . Soalnya kresna melakukan itu semua agar hajat para dewa dan hajat dunia untuk memusnahkan angkara murka adalah dengan perang baratayudha . Sedangkan karna basusena yang mrmihal pada kurawa adalah sebagai kesatria yang berani mati di pihal musuk untuk membujuk duryudana mau berperang baratayudha . Kematian wisanggeni dan ontosena juga sudah di tuliskan sang maha tunggal karna hanya merekalah yang bisa mengalahkan dewa kejahatan dan juga anaknya . Itupun atas perintah sang hyang wenang ( dewa di atas batara guru)

  46. Wayang.. artinya bayang lebih kurang begitulah.. jadi kalau dilihat tokoh demi tokoh yo kurang pas.
    karena kita harusnya melihat dan menyikapi sebagai penonton, pemerhati, yang nantinya akan bisa mengambil intisarinya. bahwa begitulah dunia dengan keanekaragamannya.
    kalau dijadikan bahasan orang perorangan jadi hilang nilainya. Semua punya keburukan dan semua punya kebaikan dan semua punya kepentingan. Yang berdarah putih saja masih punya kelemahan.
    tapi seru juga baca ulasan dan komennya..
    berlatih untuk kritis, dan semoga cukup wawasan,
    sangat menghibur,,

  47. postinganya bagus juga pa. membuka mata masyarakat tengang sisi lain kehidpan. namun, perlu juga dipahami bahwa perkelahian antar kesatria ini berbeda dengan perang. dalam perang siasat sah-sah saja. bagi saya, ini bukan sebuah kelicikan akan tetapi kecerdikan karena pengatahuanua yang luas.
    trimas berbagi wawasan itu indah

Leave a reply to Antoinette Cancel reply